Menghadapi putranya yang selalu malas belajar dan sekolah, seorang ibu lalu mengajaknya menonton sebuah film silat yang memperlihatkan usaha perjuangan tokohnya agar dapat dijadikan contoh dan teladan bagi putranya tersebut. Film itu mengisahkan seorang pendekar yang pada akhir cerita menjadi sakti dan terkenal karena giat berlatih, penuh semangat, dan tidak kenal lelah sedikit pun.
"Begitulah jadi manusia," kata sang ibu. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Rajin pangkal pandai!"
"Tapi," kata putranya, "Pendekar itu tidak pernah mendapat pekerjaan rumah, belajar matematika, sejarah, dan geografi kan, Bu?"
==============================================
Suatu hari, aku pergi ke bioskop. Di baris depanku ada seorang tua dan anjingnya. Filmnya lucu dan sedih. Di adegan film yang sedih, anjing itu menangis tersedu-sedu, dan di adegan yang lucu, anjing itu tertawa terbahak-bahak. Begitu terus sampai filmnya selesai. Setelah filmnya selesai, aku mendekati orang tua itu.
"Wah Pak, baru kali ini saya melihat kejadian sepeti tadi!" ujarku. "Anjing Anda kelihatannya suka sekali filmnya."
Orang tua itu lalu menyahut, "Iya tuh. Padahal dia benci bukunya lho."