Seorang Jenderal pergi keluar dan menemukan tidak ada satupun prajurit yang ada di tempat. Beberapa saat kemudian, ada seorang prajurit lari terengah-engah.
"Maaf, Pak! Saya bisa menjelaskan, anda tahu saya sedang apel ke rumah pacar dan terlambat. Saya mengejar bus tapi ketinggalan, saya naik gerobak sapi tapi patah, akhirnya saya menemukan peternakan dan meminjam kuda, namun kuda itu akhirnya meninggal di jalan, akhirnya saya lari 10 kilometer, dan sekarang saya sampai di sini."
Sang Jenderal sangat skeptis dengan penjelasan itu, namun karena dia sudah tiba di situ, akshirnya dia mengijinkan sang prajurit masuk. Beberapa saat kemudian, ada delapan prajurit yang datang dengan keadaan yang sama, dan sang Jenderal menanyakan kenapa mereka terlambat.
"Maaf, Pak! Kami sedang apel ke rumah pacar dan terlambat. Kami mengejar bus tapi ketinggalan, kami naik gerobak sapi tapi patah, akhirnya kami menemukan peternakan dan meminjam kuda, namun kuda itu akhirnya meninggal di jalan, akhirnya kami lari 10 kilometer, dan sekarang kami sampai di sini."
Sang Jenderal memandangi mereka, merasa sangat skeptis namun karena orang pertama diijinkan masuk, akhirnya mereka juga diijinkan masuk. Akhirnya, tentara ke-10 datang dengan nafas tersengal-sengal.
"Maaf, Pak! Saya sedang apel ke rumah pacar dan terlambat. Saya mengejar bus tapi ketinggalan, saya naik gerobak sapi..."
"Coba saya tebak," kata Jenderal, "gerobaknya rusak."
"Tidak, Pak..." kata prajurit, "ada banyak kuda yang mati di jalan, sehingga memerlukan waktu lama untuk menyingkirkannya..."
================================================
Suami: "Di mana koran kemarin?"
Istri: "Aku pakai untuk bungkus sampah."
Suami: "Lho! Kenapa kamu tidak bilang? Aku perlu melihatnya."
Istri: "Untuk apa kamu lihat? Yang aku bungkus cuma kulit kacang dan sisa sarapanku."