Emilie Falk dan Lin Backman lahir di Semarang tapi terpisah di Swedia.
Bahagia. Mungkin itulah yang dirasakan Emilie Falk dan Lin Backman dua gadis kembar yang kembali bertemu setelah terpisah satu sama lain selama 29 tahun.
Uniknya, selama ini keduanya tinggal di Swedia selatan dan hanya terpisah dengan jarak sekitar 40 kilometer saja.
Bagaimana kisah kedua gadis ini bisa terpisah sedemikian lamanya? Serangkaian kejadian ikut menentukan kisah mereka.
Kedua gadis ini bukanlah asli Swedia karena sejak bayi dirawat di sebuah panti asuhan di Semarang, Jawa Tengah.
Namun, sejak lahir tak ada satupun dokumen yang menyatakan bahwa Emilie dan Lin adalah saudari kembar.
Minimnya data itu terus terjadi hingga akhirnya keduanya diadopsi dua keluarga asal Swedia dan dibawa pulang ke negeri Skandinavia itu.
Tetapi keluarga Backman yang mengadopsi Lin mulai curiga karena tak lama setelah meninggalkan panti asuhan mereka bertemu dengan seorang pengemudi taksi.
"Lalu bagaimana dengan anak yang lain? Saudarinya?" kata pengemudi taksi itu.
Keluarga ini kemudian mencari nama Indonesia putri mereka. Dari nama inilah mereka bisa melacak keluarga Falks di Swedia.
Kedua keluarga ini kemudian kerap bertemu saat kedua putri angkat mereka itu masih bayi untuk sekadar mencocokkan wajah mereka.
"Orang tua kami memeriksa dokumen adopsi namun mereka tidak menganggap kami mirip satu sama lain. Dan banyak yang tidak dicantumkan dalam dokumen itu. Dan saat itu tidak ada pemeriksaan DNA," kata Emilie Falk.
Di antara ketidakcocokan itu adalah berbedanya nama ayah kedua gadis itu meskipun catatan menunjukkan keduanya memiliki ibu yang sama.
Meski demikian kedua orang tua Emilie dan Lin akhirnya memutuskan dugaan bahwa kedua gadis ini kembar adalah sebuah kesalahan.
Akhirnya kedua keluarga ini mengubur ide tersebut dan tak berhubungan kembali satu sama lain.
Bertemu lewat facebook
Emilie dan Lin mendapat cerita ini dari kedua orang tuanya semasa anak-anak namun kemudian dengan cepat melupakan kisah itu.
Mereka pun tumbuh dewasa dan tetap tak tertarik untuk mengetahui asal usul biologis mereka, sehingga mereka tak pernah menanyakannya lagi.
"Namun saat saya menikah dua tahun lalu, saya mulai berfikir tentang keluarga dan proses adopsi saya," kata Emilie.
"Lalu saya tanyakan kepada ibu dan dia menceritakan kisah itu lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari Lin," tambah dia.
Emilie sudah mendapatkan sebuah nama dan memulai pencariannya melalui jaringan anak-anak Indonesia yang diadopsi keluarga Swedia.
Akhirnya, Emilie menemukan Lin di jaringan sosial facebook.
"Saya lahir 18 Maret 1983 di Semarang dan nama ibu kandung saya adalah Maryati Rajiman," kata Emilie menulis di wall milik Lin.
Tak lama kemudian dia mendapat balasan dari Lin.
"Wah itu juga nama ibu saya, dan itu juga hari ulang tahun saya,"
Selanjutnya, kedua gadis ini mendapati bahwa mereka memiliki banyak kesamaan.
Hanya 40 kilometer
Emilie menemukan saudari kembarnya lewat situs jejaring sosial facebook.
Uniknya, kedua gadis itu selama hampir tiga dekade hanya terpisah dengan jarak sekitar 40 kilometer saja.
Keduanya juga berprofesi sebagai guru, mereka menikah di tanggal yang sama hanya berbeda satu tahun, bahkan mereka melakukan dansa di hari pernikahan dengan diiringi lagu yang sama, You and Me karya Lifehouse.
"Ini semua sukar dipercaya," kata Emilie.
"Saat Lin menelepon saya dengan hasil tes DNA, saat itu saya tengah berada di dalam mobil dan saat dia mengatakan hasilnya, saya tertawa karena semua terasa sangat aneh," tambah dia.
"Seketika saya berfikir kami lahir dari rahim yang sama. Sangat aneh namun di saat yang sama juga menyenangkan," ujar Emilie.
Sejak keduanya kini kerap bertemu, kini mereka berfikir untuk mencari orang tua kandung mereka di Indonesia.
Terdapat banyak rincian, kontradiksi di dalam dokumen adopsi termasuk data yang menyatakan ayah kedua gadis ini adalah seorang pengemudi taksi.
"Kami ingin tahu apakah benar ayah kami seorang pengemudi taksi," kata Emilie.
Saat ditanya apakah sebelumnya Emilie pernah berharap bertemu dengan saudari kembarnya, dia hanya menjawab singkat.
"Yang jelas saya bahagia bisa bertemu dengan Lin."